Terlalu sering mungkin kita dicekoki dengan prinsip what’s in it for me alias “apa manfaatnya buat saya”. Sebaliknya, amat jarang mungkin kita diajarkan what you can give to others alias “apa yang bisa anda berikan pada yang lain”.
Kedua hal yang nampaknya bertentangan ini sedikit banyak berpengaruh terhadap mental bisnis yang ingin anda bangun. Terlebih jika anda menjalankan bisnis di internet.
Kedua hal yang nampaknya bertentangan ini sedikit banyak berpengaruh terhadap mental bisnis yang ingin anda bangun. Terlebih jika anda menjalankan bisnis di internet.
Ya, saya amat sadar, umumnya orang lebih cenderung pada prinsip pertama. Kebanyakan orang lebih suka berpikir, apa yang bisa didapatkannya. Ini adalah naluriah manusia. Mayoritas orang lebih suka menerima dibanding memberi. Prinsip pertama ini biasa dianut oleh kalangan konsumen.
Sedang, jika anda sebagai seorang produsen atau pebisnis, sebaiknya anda harus mulai berpindah haluan dengan menggunakan prinsip bisnis apa yang bisa anda berikan pada yang lain. Apa yang bisa anda bantu pada orang lain lewat produk atau jasa anda itu?
Ya, mungkin masih ada yang berpikir apa yang bisa didapatkan dari bisnis yang dijalankannya. Namun, bagi saya, keuntungan, profit, atau apapun namanya itu tak lebih dari efek samping yang diterima ketika anda sudah memberi dan berbagi.
Ketika anda sudah belajar melihat dari sisi apa yang bisa anda berikan pada yang lain, pasti akan ada perubahan yang anda rasakan. Terlebih jika anda menjalankan bisnis online apalagi, anda harus sering-sering berbagi.
Tentu juga anda harus pandai menempatkan diri. Maksud saya, sebagai pebisnis anda boleh memakai prinsip pertama tadi ketika misal anda hendak launching produk. Anda perlu melihat dari kacamata konsumen bagaimana kualitas produk anda ini. Maka, anda perlu memakai prinsip itu tadi. Atau jika tidak, anda bisa minta orang lain yang mengetesnya.
Dari sisi bisnis, kedua prinsip ini sebenarnya penting. Yang penting bagaimana menempatkan prinsip ini pada porsinya. Saat anda berperan atau bertindak seolah-olah sebagai konsumen, mau tak mau anda harus bertanya “apa manfaat produk ini pada saya?” Sedang sebaliknya ketika berperan sebagai pebisnis, anda harus condong pada prinsip bisnis kedua tadi.
Sumber: Joko susilo
0 comments:
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar.